Burung di seberang jendela

Pagi ini, ketika hari sudah beranjak siang namun matahari belum juga menampakkan sinarnya. Harum aroma kopi dari tanah Timor yang dibawa oleh kawan saya menemani suasana mendung syahdu pagi tadi. Setelah secangkir kopi terseduh, saya membuka laptop dan berniat membaca ebook yang beberapa waktu lalu diunduh namun belum sempat dibaca. Suasana pagi tadi itu memang sangat melankolis, biasanya saya melewatkan pagi-pagi tersebut dengan buku cetak, dan secangkir kopi tentunya, namun melihat laptop di atas meja saya jadi ingin membuka file-file lama yang belum pernah saya buka meski sudah saya unduh.

Pilihan saya jatuh pada sebuah ebook tentang analisis tulisan tangan, sebuah buku yang menarik. Saya mencoba belajar menganalisa tulisan tangan saya sendiri yang ternyata terkejut dengan hasil yang didapatkan berdasarkan panduan yang ditulis oleh buku tersebut. Meskipun ada beberapa bagian yang saya masih bingung. Belum genap lima belas menit saya membaca, suara kicau burung dari luar gedung tempat tinggal saya mulai terdengar serius. Sebenarnya sudah biasa tiap pagi banyak burung berkicau di kebun jati di deket asrama tempat tinggal saya, namun ada yang menggerakkan saya untuk melihat burung-burung tersebut. Yang kemudian saya lakukan adalah meneguk isi cangkir kopi dan mengambil kamera.

Burung-burung tersebut berkicau bersahutan, dengan beterbangan dari ranting satu ke ranting lain, sesekali ada yang turun ke tanah lalu terbang  lagi ke atas dan hinggap di ranting pohon jati yang sudah tumbuh tinggi dan rimbun. Setelah saya amati beberapa saat, tentu saja dengan mendengarkan kicauan burung tersebut dan memperhatikan dengan seksama dari arah mana datangnya suara tersebut. Burung-burung tersebut ternyata ada dua jenis, burung yang pertama saya mengenalnya sebagai burung emprit. Ternyata burung ini dikenal sebagai White-bellied Munia dengan nama latin Lonchura leucogastra. Burung ini saya biasanya menyebutnya sebagai burung pipit sawah. Dikenal sebagai white-bellied munia karena bagian perutnya yang putih.

JpegJpegJpegJpeg

Burung yang kedua ini tentunya juga tidak asing, dikenal sebagai burung gereja. Dikenal sebagai Eurasian Tree Sparrow dengan nama latin Passer Montanus. Jenis yang biasa ditemukan di Indonesia adalah P. m. malaccensis dan P. m. saturatus.

JpegJpegJpegJpeg

Itulah burung-burung yang biasa menemani pagi-pagi saya. Kicauannya, secangkir kopi dan buku di pagi yang mendung, kesyahduan yang hanya bisa digantikan oleh kehadiranmu bersamaku.

Leave a comment